Apakah Anda berencana untuk membuat bisnis Anda go digital? Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan sebanyak 20,5 juta UMKM telah go digital hingga Oktober 2022. Targetnya adalah 30 juta UMKM telah go digital pada 2024 nanti.

Namun, apa itu go digital? Apakah sesederhana membuka toko di marketplace atau media sosial? Artikel ini akan memberikan jawabannya pada Anda.

go digital
Go digital

Apa Itu Go Digital?

Sederhananya, go digital adalah proses digitalisasi bisnis Anda. Artinya, Anda memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan bisnis, terutama meningkatkan pengalaman konsumen. Pengalaman konsumen menjadi salah satu faktor penting dalam bisnis Anda. Sebab, konsumen yang senang dan puas cenderung melakukan pembelian berulang.

Awalnya, digitalisasi bisnis dimulai dengan penerapan teknologi pada aktivitas bisnisnya. Hal ini dimulai dengan teknologi tanpa kertas (paperless). Surat menyurat dalam urusan bisnis tak lagi menggunakan kertas dan amplop. Kita lebih memilih menggunakan email.

Kini, digitalisasi bisnis didukung oleh teknologi yang lebih maju. Sebuah bisnis dapat dijalankan tanpa toko atau kantor fisik. Bahkan, para pekerjanya dapat berada di lokasi yang berbeda. Lalu, sejauh mana digitalisasi bisnis Anda?

Baca juga: RFQ: Fitur Tawar Menawar Versi Digital

Kesalahan Fatal Ketika Go Digital

Kurang Memahami Konsep Go Digital

Jika Anda berpikir membuat akun media sosial saja sudah dianggap digitalisasi bisnis, Anda salah besar. Banyak pebisnis masih menggunakan pola pikir yang salah ketika go digital. Mereka menggunakan pendekatan konvensional ketika menjalankan bisnis secara digital.

Digitalisasi tak cukup dengan

  • Memposting jualan di media sosial setiap hari,
  • Menggunggah foto produk dan deskripsi produk di marketplace,
  • Beriklan dengan memberikan potongan harga,
  • Memiliki website untuk menampilkan produk,
  • Dan lain-lain.

Ketika beralih secara digital, Anda perlu membuat bisnis berjalan lebih efektif dan efisien. Pengalaman konsumen juga harus meningkat. Konsumen seharusnya menjadi lebih puas, lebih terhubung, dan lebih memilih bisnis Anda dibanding kompetitor.

Go digital bukan sekadar mempromosikan bisnis Anda menggunakan internet. Anda juga perlu lebih kreatif dalam memanfaatkan teknologi. 

Kurang Menyadari Adanya Kompetisi

Jika Anda gagal memetakan kompetitor, digitalisasi bisnis dapat menjadi sia-sia. Ketika Anda menggunakan pola pikir konvensional, Anda tak khawatir dengan bisnis yang terlihat generik. Baik Anda maupun kompetitor tidak memiliki perbedaan yang kuat.

Banyak bisnis berada di lokasi yang berdekatan dan memiliki segmentasi pasar yang serupa. Kompetitor tak dianggap sebagai pihak yang berkompetisi dengan bisnis Anda. Padahal, menganalisis kompetitor sangat penting untuk keberlangsungan bisnis Anda.

Cobalah untuk meninggalkan pola pikir konvensional. Hindari membuat bisnis Anda terlihat serupa dengan bisnis lainnya di pasaran. Carilah USP (unique selling proposition) untuk meningkatkan nilai jual produk Anda. Tetap awasi kompetitor dan terus audit kegiatan pemasaran Anda.

Tak Mengantisipasi Kendala Internal

Ketika bisnis Anda beralih ke digital, sudah siapkan karyawan-karyawan Anda untuk beradaptasi? Apakah mereka memahami pentingnya melakukan digitalisasi bisnis dan dampaknya bagi bisnis? Apakah mereka memahami bagaimana cara terbaik meningkatkan pengalaman konsumen?

Anda tentu pernah melihat contoh nyatanya. Misalnya, ketika customer service bersikap kurang tanggap bahkan kurang sopan pada pelanggan. Atau, ketika tim penjualan Anda menanggapi keluhan konsumen dengan buruk dan bersikap defensif.

Anda perlu memberikan pemahaman kepada tim internal mengenai tujuan dari go digital. Berikan mereka bekal agar dapat beradaptasi dengan baik. Ajak mereka melakukan pelatihan dan belajar memahami konsep digitalisasi bisnis. Hindari untuk berpikir bahwa tim Anda pasti akan langsung paham sendiri tanpa diberi penjelasan.

Menganggap Go Digital Tak Butuh Biaya

Jika Anda berpikir bahwa menggunakan media sosial untuk mempromosikan bisnis itu gratis, Anda salah. Digitalisasi bisnis bukan jaminan bahwa kegiatan bisnis Anda pasti lebih mudah. Go digital bukan cara untuk menyelesaikan segala jenis masalah dalam bisnis Anda.

Biaya beriklan di media sosial dan mesin pencari terus naik. Konsumen juga semakin jenuh karena banyaknya jumlah iklan yang mereka konsumsi setiap hari. Bayangkan, ada 6.000–10.000 iklan per hari yang lalu lalang ingin merebut perhatian Anda. 

Digitalisasi bisnis jelas membutuhkan biaya. Mulai dari berlangganan beragam jenis tools, beriklan, memiliki tim digital marketing, dan lain-lain. Sama seperti bisnis konvensional, bisnis yang go digital tetap butuh perencanaan dengan baik.

Menyepelekan Pengalaman Konsumen

Pernah melihat toko-toko di marketplace yang melarang konsumen memberikan rating rendah? Atau, bisnis-bisnis yang bersikap reaktif ketika melihat ulasan negatif dari konsumen di mesin pencari? Inilah contoh ketika bisnis gagap dan tak siap beralih secara digital.

Ketika masih menjalankan bisnis secara konvensional, ulasan negatif konsumen hanya ada dari mulut ke mulut. Jangkauan dari ulasan negatif itu cukup sempit. Tak banyak yang tahu bagaimana bisnis Anda melakukan kesalahan dan mengecewakan konsumen.

Ketika bisnis Anda go digital, ulasan negatif mudah ditemukan di media sosial maupun mesin pencari. Justru inilah yang disukai konsumen dari bisnis yang go digital. Mereka dengan mudah mencari ulasan dari konsumen lainnya. Sebaliknya, bisnis Andalah yang harus beradaptasi dan lebih memuaskan konsumen.

Baca juga: Dana Darurat Bisnis: Manfaatnya dan Cara Mengumpulkannya

Solusinya

  1. Pahami bahwa proses digitalisasi bisnis tak bisa berjalan dengan instan. Anda maupun tim Anda membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Terutama, mempelajari teknologi dengan memanfaatkannya untuk kebutuhan bisnis.
  2. Menyadari bahwa meningkatkan pengalaman konsumen adalah salah satu tujuan utama dari go digital. Konsumen berhak untuk merasa senang atau kecewa terhadap pelayanan Anda. Cobalah untuk menangani ulasan negatif konsumen dengan lebih baik.
  3. Buatlah target yang realistis ketika bisnis Anda go digital. Hindari berpikir bahwa bisnis Anda akan langsung mulus dan berjalan dengan sempurna.
  4. Gunakan orang yang benar-benar ahli dan memahami digitalisasi bisnis. Anda mungkin berpikir bahwa melakukan penjualan lewat internet mudah. Cukup dengan memposting foto produk di media sosial, website, atau marketplace. Sadari bahwa digitalisasi bisnis tak sesederhana itu. Jika kualitas foto produk Anda buruk, ini akan memengaruhi penjualan Anda. Pakailah jasa fotografer untuk mendapatkan foto produk yang lebih profesional dan memiliki nilai jual.
  5. Digitalisasi bisnis tak dapat Anda hindari. Oleh karena itu, Anda harus melakukannya sambil mempelajarinya.