Sourcing adalah bagian penting dalam bisnis. Jika Anda pemilik usaha, penting bagi Anda untuk memahami konsep sourcing. Sourcing sendiri merupakan bagian dari supply chain management (manajemen rantai pasokan). Namun, apa itu supply chain management?

Supply chain management adalah upaya distribusi barang dan jasa dalam usaha mengubah bahan mentah menjadi barang jadi. Hal ini terdiri dari perencanaan, pengaturan, hingga penjadwalan arus produk. Prosesnya dimulai sejak barang mentah (raw material) akan diproses hingga siap digunakan oleh pelanggan.

Tujuannya adalah menjadikan proses distribusi tersebut efisien dan ekonomis. Artinya, barang dan jasa yang didapat harusnya berkualitas baik dengan harga yang terbaik pula.

Pengertian Sourcing

sourcing adalah
Supplier sourcing

Sourcing adalah aktivitas mengidentifikasi dan mengevaluasi supplier potensial. Namun, prosesnya belum selesai sampai di situ. Sourcing juga bertindak dalam memilih dan terlibat dengan supplier yang dianggap cocok. Artinya, supplier tersebut harus mampu memberikan kualitas produk terbaik dan dengan harga terbaik.

Dalam supplier sourcing, pengelolaan supplier dilakukan secara terus menerus untuk mempertahankan kualitasnya. Terutama dengan melakukan evaluasi berkala. Supplier sourcing yang baik akan menghasilkan kegiatan operasional usaha Anda menjadi stabil dan efektif. 

Perbedaan Sourcing dan Procurement

Meski terlihat serupa, keduanya memiliki perbedaan. Sourcing bertanggung jawab menemukan supplier (pemasok) terbaik. Selain itu, sourcing harus melakukan evaluasi dan menjaga hubungan dengan supplier. Sebaliknya, procurement fokus pada pengadaan barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional.

Contohnya, jika usaha Anda adalah madu organik, bagian procurement fokus pada pengadaan madu. Bagian procurement bertanggung jawab untuk menjamin ketersediaan madu agar kegiatan operasional usaha Anda berjalan. Sementara bagian sourcing memastikan bahwa pemasok madunya adalah pemasok terbaik yang bisa Anda dapatkan.

Baca juga: Lead Nurturing Adalah, Manfaat, dan Strateginya

Tanggung Jawab Sourcing

Identifikasi Kebutuhan

Tahap pertama dari sourcing adalah mengidentifikasi kebutuhan usaha Anda. Biasanya hal ini berkaitan dengan bahan baku. Jika usaha Anda adalah jamu tradisional, sourcing akan mengidentifikasi bahan bakunya sebagai kebutuhan. Misalnya Anda membutuhkan jahe, kencur, kunyit, dan kayu manis. Setelah mengidentifikasi kebutuhan tersebut, sourcing akan melakukan tahap selanjutnya yaitu riset pasar.

Riset Pasar

Pada tahap ini, sourcing bertanggung jawab untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produk yang dibutuhkan. Lalu sourcing akan mencari tahu harga produk-produk tersebut. Sourcing juga akan mencari tahu siapa saja pemasoknya. 

Mencari Pemasok

Hasil riset pasar akan mendorong sourcing untuk mencari pemasok (supplier). Berbeda dengan proses jual beli eceran, dalam B2B pembelian yang dilakukan berskala besar. Karena itu sourcing harus memeriksa dulu kualitas barangnya.

Sangat mungkin dalam prosesnya sourcing harus bertemu langsung dengan supplier untuk melihat produk. Sourcing juga akan meminta informasi lengkap produk tersebut termasuk harganya.

Memilih Pemasok

Setelah membandingkan beberapa supplier, sourcing dapat melakukan negosiasi. Hal ini akan berujung pada memilih supplier terbaik yang sesuai dengan kriteria. Pada tahap ini sourcing telah mendapatkan kebutuhan dengan harga dan kualitas terbaik.

Evaluasi

Prosesnya belum selesai karena setelah mendapatkan produk, sourcing harus melakukan evaluasi. Evaluasi ini juga dilakukan secara berkala dalam jangka panjang. Hal ini meliputi banyak hal mulai dari ketepatan waktu pengiriman barang, kualitasnya, hingga pembayarannya. Jika ada kendala, sourcing dapat mempertimbangkan mencari supplier baru.

Baca juga: Apa Itu Elevator Pitch dan Cara Membuatnya

Jenis Sourcing

Outsourcing

Anda mempekerjakan pihak lain di luar usaha Anda untuk memproduksi barang atau menyediakan layanan. 

Insourcing

Anda mendelegasikan tugas tersebut pada seseorang di dalam bisnis Anda. Strategi ini banyak dipilih karena hemat biaya.

Near-sourcing

Anda memindahkan lokasi operasional sedekat mungkin ke tempat di mana produk Anda dijual.

Low-cost country sourcing

Anda memindahkan kegiatan operasional ke negara lain karena dianggap lebih murah. Di negara tersebut, Anda mendapatkan bahan baku dengan kualitas terbaik dan harga terendah. Selain itu Anda juga mendapatkan tenaga kerja yang upahnya murah.

Global sourcing

Kini, Anda juga dapat mencari supplier dari seluruh dunia karena adanya pasar global. Apalagi jika negara Anda tak memproduksi bahan baku tersebut.

Subcontracting arragement

Pada sourcing jenis ini, kontraktor dan subkontraktor bekerja sama dalam melakukan pembagian porsi kerja. Seluruh perjanjian ini terikat dalam kontrak.

Multi-supplier strategy

Biasanya strategi ini dipilih karena produk yang Anda jual adalah komoditas. Sehingga Anda membutuhkan banyak supplier. Contohnya adalah beras, bawang,